WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX di antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’, ataupun backhaul.
Teknologi WiMAX dan Layanannya
BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.
Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil.
WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.
• Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
• Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cangkupan, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.
• Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162.
• Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.
Operator 4G WiMAX Pertama di Indonesia
Sitra WiMAX adalah operator 4G WiMAX pertama di Indonesia yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di bulan Juni 2010. Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD.
Di Indonesia,Wimax memang belum sepopuper Wi-Fi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara kesiapan secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
Keunggulan WiMAX
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, WiMAX merupakan salah satu solusi yang efektif terhadap berbagai masalah interkoneksi yang sekarang ada. Biaya koneksi yang relatif lebih murah, kecepatan transfer data yang relatif lebih tinggi, dan cakupan wilayah yang relatif jauh lebih luas merupakan faktor utama yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dewasa ini. Teknologi WiMAX merupakan evolusi dari teknologi Broadband Wireless Access (BWA) yang ada sebelumnya, yang dilengkapi fitur-fitur lebih sempurna. Dengan WiMAX, kita dapat lebih leluasa mengakses internet, karena teknologi ini menggunakan gelombang mikro yang lebih fleksibel, sehingga tidak terpengaruh oleh halangan-halangan fisik, seperti bangunan atau pohon-pohon yang tinggi. Dan juga, cakupan yang relatif jauh lebih luas dari teknologi yang telah ada (8.000 km persegi) memungkinkan mereka yang berada di daerah pinggiran untuk menikmati teknologi internet yang telah marak.
Pemerintah juga tengah mengaudit kesiapan industri lokal untuk memproduksi perangkat jaringan Wimax secara massal. Wimax hanya sekadar perangat teknologi saja untuk mengalirkan internet ke pelanggan akhir. Yang menjadi agenda utama untuk meningkatkan penetrasi internet, ialah tetap berfokus pada skema pembangunan infrastruktur backbone internasional. Indonesia kini telah memiliki tiga operator yang memiliki backbone internasional,diantaranya : Bakrie Telecom, PT Telkom dan PT Indosat. Dengan bertambahnya backbone internasional, diharapkan mampu menurunkan tarif internet secara signifikan,karena backbone internasional memiliki kontribusi 40% dalam struktur penarifan internet di Tanah Air.
Dengan demikian,penulis berinisiatif untuk melakukan studi pustaka,agar masyarakat dapat menggunakan teknologi yang dapat memudahkan mereka mendapatkan koneksi Internet yang berkualitas,ekonomis yang dapat dilakukan dalam beraktivitas sehari-hari.
Pada dasarnya, cara kerja WiMAX tidak jauh berbeda dengan Wi-Fi. Hanya saja WiMAX memiliki kecepatan yang lebih tinggi, jangkauan yang lebih luas, dan penanganan user yang lebih banyak.Seperti halnya pada Wi-Fi, WiMAX juga bekerja pada gelombang frekuensi rendah yaitu antara 2 GHz dan 11 GHz. Range frekuensi ini tidak mudah terganggu dengan benda-benda yang mungkin bisa menghalangi jalur data sehingga merupakan pilihan yang tepat sebagai media penghantar aliran data kecepatan tinggi.
referensi :
www.WiMAX.com
www.sitrawimax.com
www.tekno.kompas.com
this is the paper related about WiMax http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1799/1/Artikel_92304027.pdf
BalasHapus